27 Mei 2018

Masalah Lingkungan



Gerakan konservasi mengusahakan proteksi terhadap spesies terancam dan proteksi terhadap habitat alami yang bernilai secara ekologis. Tingkat pemahaman terhadap bumi saat ini telah meningkat melalui sains terutama aplikasi dari metode sains. Sains lingkungan saat ini merupakan studi akademik multidisipliner yang diajarkan dan menjadi bahan penelitian di berbagai universitas di seluruh dunia. Hal ini berguna sebagai basis mengenai masalah lingkungan. Sejumlah besar data telah dikumpulkan dan dilaporkan dalam publikasi pernyataan lingkungan. Masalah lingkungan ditujukan kepada organisasi pemerintah pada level regional, nasional, maupun internasional (Khaerusani, 2014).

Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara liar yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran. Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan ekosistem. Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya. Adanya pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan membawa dampak bagi mata rantai yang ada dalam suatu ekosistem. Selain itu kerusakan lingkungan bisa di sebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin banyak dapat menimbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat pula disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar (Khaerusani, 2014).

Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya. Beberapa cara untuk menanggulangi masalah lingkungan hidup diantaranya membuat suaka marga, taman nasional, dan cagar alam. Suaka marga satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam yang tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak punah. Taman nasional yakni daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat rekreasi. Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus termasuk di dalamnya meliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya yang berfungsi untuk kepentingn kebudayaan dan ilmu pengetahuan (Khaerusani, 2014).

Pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan hidup dan berkelanjutan untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa. Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut. Reboisasi di daerah pegununganyang berfungsi sebagai reservoir air dan pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah, pencegahan terhadap pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai, adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain, adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi, memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah, melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis, pembuatan sengkedan dan sasag yang betujuan dalam mengurangi laju erosi, adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan, penambahan nilai ekonomis dengan penggunaan bahan mentah dikurangi agar efisien, reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah penggalian (Khaerusani, 2014).Lingkungan dapat dikurangi dengan cara melakukan pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian besar orang menganggap sampah. Sampah sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa bermanfaat dan tentunya dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat efisien dalam upaya untuk mengatasi masalah lingkungan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang diantaranya dengan melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu, pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai ekonomis, dan dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi. Beberapa upaya dalam pelestarian lingkungan hidup diataranya penanaman kembali hutan yang gundul, pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang tempat, pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan, menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air, udara dan lingkungan (Khaerusani, 2014).

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik merupakan segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik merupakan segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Pengertian lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanahairenergi suryamineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Environmentalisme, sebuah gerakan sosial dan lingkungan yang dimulai pada tahun 1960, fokus pada penempatan masalah lingkungan melalui advokasi, edukasi, dan aktivisme (Khaerusani, 2014).Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik faktor alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut. Faktor-faktor yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup secara mendalam diantaranya faktor alami dan faktor buatan. Faktor alami seperti bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya lingkungan diantaranya faktor buatan dan alami. Faktor buatan (tangan jahil manusia) manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan (Khaerusani, 2014).

Sumber:anisa-khaerusani.blogspot.com/2014/01/makalah-masalah-lingkungan.html

Konsep Ekologi Dalam Pengetahuan Lingkungan

Ekologi menurut bahasa Yunani merupakan oikos berarti rumah dan logos berarti ilmu. Ekologi menurut Ernst Haeckel (1866) yakni ilmu pengetahuan komprehensif tentang hubungan organisme terhadap lingkungan. Ekologi menurut Soedjiran Resosoedarmo (1984) adalah bagian dari biologi dan ekologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu lainnya. Secara garis besar ekologis merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik (Hardiartha, 2013).

     Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan cepat, apalagi saat dunia sangat peka dengan masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu peradaban dunia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasari dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan prinsip-prinsip ekologi dapat menerangkan dan memberikan ilham dalam mencari jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih layak (Hardiartha, 2013).

Tidak ada satu cabang ilmupun yang dapat mengabaikan ekologi. Sebagai contohnya adalah masalah globalisasi lingkungan, pastinya tidak akan pernah luput dengan yang namanya ekologi. Ekologi dibagi menjadi tiga kajian yaitu ekosfera, biosfer dan matahari. Ekosfera merupakan sistem alam yang sangat efektif dan mempunyai daya dukung tinggi untuk menjamin sistem kehidupan terselenggara secara langgeng. Fungsi dari ekosfera diantaranya memperlunak iklim, meresiklus bahan kimia yang diperlukan makhluk hidup, dan menimbun bahan buangan/ limbah (Hardiartha, 2013).

Ekosfera dibagi menjadi 3 jenis yaitu Atmosfera, Hydrosfera, dan Litosfera. Atmosfera merupakan lapisan udara yang terdiri dari campuran berbagai gas yang menyelimuti suatu planet baik planet bumi, merkurius, mars, jupiter, uranus, saturnus, venus, neptunus dan lain-lain. Atmosfera ada di sekeliling kita mulai dari permukaan tanah hingga jauh di angkasa sana. Salah satu fungsi Atmosfera Melindungi bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi karena terkena gaya gravitasi bumi. Hydrosfera merupakan pelapisan yang terbentuk air di muka bumi, lautan, air tanah, salju, dan es yang menutupi kulit bumi. wilayah perairan yang mengelilingi bumi. Hidrosfer meliputi samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air, hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Litosfera merupakan lapisan tanah dan batuan dari kerak bumi yang membentuk lapisan-lapisan pembentuk mantel di bawah kerak bumi dan magma (Hardiartha, 2013).

Biosfer merupakan bagian luar dari planet bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut,geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui mendukung kehidupan. Biosfer dianggap berlangsung selama sekitar 3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia bumi. dalah sumber energi bagi kehidupan. Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan seperti pemanfaatan secara langsung cahaya matahari oleh tumbuhan berklorofiluntuk berlangsungnya proses fotosintesis (Hardiartha, 2013).

Soedjiran Resosoedarmo (1984) berpendapat ekologi dapat dibagi menjadi dua menurut bidang kajiannya yakni  Autokelogi dan Sinekologi.  Autokelogi merupakan ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya. Sinekologi merupakan ilmu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya. Pembagian ekologi menurut habitat diantaranya Ekologi bahari atau Ekologi kelautan, Ekologi perairan tawar, Ekologi terestrial atau Ekologi  darat, Ekologiestuaria atau Ekologi  muara sungai, dan Ekologi padang rumput. Pembagian ekologi menurut taksonomi diantaranya Ekologi tumbuhan, Ekologi hewan, Ekologi serangga, Ekologi burung, dan Ekologi mikroba atau Ekologi  jasad renik (Nurlatifah, 2016)

Hubungan Ekologi dengan ilmu alam diantaranya ilmu fisika, ilmu kimia dan ilmu bumi dan antariksa. Ilmu fisika berperan karena dalam ekologi faktor fisik seperti sinar matahari, perubahan suhu, daya serap tanah, hujan, dan lain-lain terlibat. ilmu kimia berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti pendaman unsur-unsur C, N, CO2  dan sebagainya, merupakan bagian yang penting. ilmu bumi dan antariksa juga berperan karena ekologi berkaitan dengan berbagai proses yang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa siang malam, musim kemarau dan musim hujan, gravitas, endapan aluvial, vulkanik, erosi, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain (Nurlatifah, 2016).

Sumber: