9 Juli 2018

Pencemaran, Penyebab dan Penanggulangan Lingkungan


Pencemaran lingkungan merupakan suatu perubahan pada lingkungan yang tidak dikehendaki karena bisa mempengaruhi kegiatan, kesehatan dan keselamatan makhluk hidup. Perubahan tersebut disebabkan oleh suatu zat pencemar yang disebut dengan polutan. Suatu zat bisa dikatakan sebagai polutan jika bahan atau zat asing tersebut melebihi jumlah normal, berada pada tempat yang tidak semestinya dan berada pada waktu yang tidak tepat. Lingkungan yang tercemar, akan mengakibatkan keadaan ekosistemnya tidak seimbang akibat masuknya polutan ke dalam lingkungan tersebut. Sedangkan pada lingkungan alami mempunyai ekosistem yang seimbang. Seperti contoh, udara di desa terasa segar karena banyak ditumbuhi oleh pepohonan hijau. Hal ini menunjukkan di desa tersebut udaranya belum tercemar. jika di kota yang padat penduduknya, udara akan terasa panas dan pernapasan menjadi tidak nyaman. Hal ini menunjukkan udara dikota sudah tercemar.

Pencemaran dibagi 2 menurut tempat dan bahan pencemarnya. Pencemaran menurut tempat yakni pencemaran tanah, air, udara dan suara. Pencemaran tanah gejalanya dapat diketahui dari tanah yang tidak dapat digunakan untuk keperluan fisik manusia. Tanah yang tidak dapat digunakan, misalnya tidak dapat ditanami tumbuhan, tandus dan kurang mengandung air tanah. Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah antara lain pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah. Pada saat ini hampir semua pemupukan tanah menggunakan pupuk buatan atau anorganik. Zat atau unsur hara yang terkandung dalam pupuk anorganik adalah nitrogen (dalam bentuk nitrat atau urea), fosfor (dalam bentuk fosfat), dan kalium. Meskipun pupuk anorganik ini sangat menolong untuk meningkatkan hasil pertanian, tetapi pemakaian dalam jangka panjang tanpa dikombinasi dengan pupuk organik mengakibatkan dampak yang kurang bagus.

Dampaknya antara lain hilangnya humus dari tanah, tanah menjadi kompak (padat) dan keras, dan kurang sesuai untuk tumbuhnya tanaman pertanian. Selain itu, pupuk buatan yang diperjualbelikan umumnya mengandung unsur hara yang tidak lengkapm terutama unsur-unsur mikro yang sangat dibutuhkan tumbuhan dan juga pupuk organik mudah larut dan terbawa ke perairan, misalnya danau atau sungai yang menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Remidiasi Kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan remediasi. Hal yang perlu diketahui sebelum melakukan remediasi yakni jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak, banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut, perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P), jenis tanah, kondisi tanah (basah, kering), lamanya zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut, kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda). Ada dua jenis remediasi tanah yaitu in situ (atau on site) dan ex situ (atau off site). Pembersihan on site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K) dan ketersediaan oksigen. Empat teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi yakni, stimulasi, Inokulasi (penanaman), penerapan dan penggunaan. Stimulasi dari aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dan sebagainya. Inokulasi (penanaman) dari mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus. Penerapan dari immobilized enzymes. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.

Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya. Bahan polutan yang dapat menyebabkan polusi air antara lain limbah pabrik, detergen, pestisida, minyak, dan bahan organik yang berupa sisa-sisa organisme yang mengalami pembusukan. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut. Ada 2 cara yang digunakan untuk menentukan kadar oksigen dalam air, yaitu secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Makin besar harga BOD makin tinggi pula tingkat pencemarannya. Polusi air yang berat dapat menyebabkan polutan meresap ke dalam air tanah yang menjadi sumber air untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak, dan untuk air minum. Air tanah yang sudah tercemar akan sulit sekali untuk dikembalikan menjadi air bersih. Pengenceran dan penguraian polutan pada air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan merupakan salah satu sumber pencemaran air. Pupuk dan pestisida yang larut di air akan menyebabkan eutrofikasi yang mengakibatkan ledakan (blooming) tumbuhan air, misalnya alga dan ganggang.

Pencemaran udara dapat bersumber dari manusia atau dapat berasal dari alam. Pencemaran oleh alam, misalnya letusan gunung berapi yang mengeluarkan debu, gas CO, SO2, dan H2S. Partikel-partikel zat padat yang mencemari udara di antaranya berupa debu, jelaga, dan partikel logam. Partikel logam yang paling banyak menyebabkan pencemaran adalah Pb yang berasal dari pembakaran bensin yang mengandung TEL (tetraethyl timbel). Adanya pencemaran udara ditunjukkan oleh adanya gangguan pada makhluk hidup yang berupa kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata pedih, serta daun-daun yang menguning pada tanaman. Zat-zat lain yang umumnya mencemari lingkungan yakni oksida karbon yang dapat mengganggu pernapasan, oksida sulfur dapat merusak selaput lendir hidung dan tenggorokan, oksida nitrogen dapat menimbulkan kanker, hidrokarbon dapat menyebabkan kerusakan saraf pusat dan Ozon dapat menyebabkan bronkithis dan dapat mengoksidasi lipida. Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
Macam-macam pencemaran menurut bahan pencemarnya yakni pencemaran kimiawi, biologi dan fisik. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa zat radioaktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida, detergen, dan minyak. Pencemaran biologi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa. Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.

Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi, baik yang dilakukan oleh manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan terjadi apabila ada perubahan dalam daur biologi atau daur biogeokimia. Penebangan pohon di hutan tanpa perhitungan akan menimbulkan akibat yang saling berantai antara faktor biotik dan abiotik. Penebangan hutan berarti menghilangkan sebagian besar produsen dalam suatu ekosistem. Karena itu akan menyebabkan kepunahan sebagian flora dan fauna yang ada di hutan tersebut. Pengaruh yang lainnya, dengan pembukaan hutan akan menyebabkan perubahan dalam daur hidrologi. Bila hujan turun pada tanah yang terbuka, maka air akan langsung masuk ke dalam tanah yang memiliki kesuburan yang tinggi. Dengan tidak adanya pohon yang menahan air hujan yang meresap ke dalam tanah akan menyebabkan aliran air di permukaan tanah menjadi besar. Adanya aliran yang besar dan cepat akan mengikis permukaan tanah yang subur. Hilangnya kesuburan tanah akan mengurangi populasi cacing tanah yang berperan membantu menyuburkan tanah. Kurangnya resapan air di dalam tanah akan menyebabkan kekeringan di musim kemarau. Dengan penebangan pohon, menyebabkan dasar hutan lebih banyak menerima cahaya matahari dan suhu akan naik, yang dapat menyebabkan lebih cepatnya penguraian sampah organik sebagai sumber zat hara tanah. Penguraian sampah organik di tanah secara drastis akan mengganggu daur nitrogen.

Selain penebangan hutan, penggunaan pestisida maupun pupuk yang berlebihan juga akan menyebabkan perubahan lingkungan. Pemasukan limbah, seperti pupuk anorganik pada perairan akan menyebabkan bertambahnya zat hara yang lebih besar dibandingkan dengan yang dapat diserap pada daur biologi dalam proses penguraian dan fotosintesis. Zat hara yang kaya akan merangsang pertumbuhan fitoplankton terutama ganggang biru yang semuanya tidak dapat dikonsumsi oleh zooplankton. Selain itu, populasi fitoplankton yang sangat banyak pada permukaan air akan menghalangi cahaya matahari menembus perairan bagian bawah yang dapat menyebabkan kerugian bagi berbagai organisme, sehingga menyebabkan kematian. Penggunaan pestisida dan herbisida yang bermanfaat untuk membasmi gulma dan hama dalam jangka panjang secara langsung maupun tidak langsung akan membahayakan ekosistem. Penggunaan pestisida juga dapat menyebabkan kematian hewan-hewan invertebrata maupun vertebrata. Pengembalian lingkungan yang sudah berubah merupakan pekerjaan yang sulit dan memerlukan biaya yang besar serta waktu yang panjang. Untuk itu perlu dijaga agar kerusakan lingkungan tidak terjadi.

Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan yakni secara administratif, teknologis dan edukatif. Secara administratif upaya pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya. Secara teknologis dengan cara mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Secara edukatif caranya dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.

Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah yakni senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan lebih dahulu sebelum dibuang ke tanah misalnya dengan dibakar, bahan-bahan yang dapat didaur ulang hendaknya dilakukan proses daur ulang seperti kaca dll, membuang sampah pada tempatnya, penggunaan pestisida dengan dosis yang telah ditentukan dan penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman. Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran air yakni pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada, sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang ke sungai, pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui daerah pemukiman penduduk guna menghindari keracunan dan setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik. Cara pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran udara yakni batasi penggunaan bahan bakar yang menghasilkan CO, menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk mengurangi tingkat pencemaran, memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah yang kurang produktif dan gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke udara bebas.

27 Mei 2018

Masalah Lingkungan



Gerakan konservasi mengusahakan proteksi terhadap spesies terancam dan proteksi terhadap habitat alami yang bernilai secara ekologis. Tingkat pemahaman terhadap bumi saat ini telah meningkat melalui sains terutama aplikasi dari metode sains. Sains lingkungan saat ini merupakan studi akademik multidisipliner yang diajarkan dan menjadi bahan penelitian di berbagai universitas di seluruh dunia. Hal ini berguna sebagai basis mengenai masalah lingkungan. Sejumlah besar data telah dikumpulkan dan dilaporkan dalam publikasi pernyataan lingkungan. Masalah lingkungan ditujukan kepada organisasi pemerintah pada level regional, nasional, maupun internasional (Khaerusani, 2014).

Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara liar yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran. Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan ekosistem. Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya. Adanya pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan membawa dampak bagi mata rantai yang ada dalam suatu ekosistem. Selain itu kerusakan lingkungan bisa di sebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin banyak dapat menimbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat pula disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar (Khaerusani, 2014).

Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya. Beberapa cara untuk menanggulangi masalah lingkungan hidup diantaranya membuat suaka marga, taman nasional, dan cagar alam. Suaka marga satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam yang tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak punah. Taman nasional yakni daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat rekreasi. Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus termasuk di dalamnya meliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya yang berfungsi untuk kepentingn kebudayaan dan ilmu pengetahuan (Khaerusani, 2014).

Pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan hidup dan berkelanjutan untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa. Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut. Reboisasi di daerah pegununganyang berfungsi sebagai reservoir air dan pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah, pencegahan terhadap pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai, adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain, adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi, memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah, melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis, pembuatan sengkedan dan sasag yang betujuan dalam mengurangi laju erosi, adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan, penambahan nilai ekonomis dengan penggunaan bahan mentah dikurangi agar efisien, reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah penggalian (Khaerusani, 2014).Lingkungan dapat dikurangi dengan cara melakukan pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian besar orang menganggap sampah. Sampah sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa bermanfaat dan tentunya dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat efisien dalam upaya untuk mengatasi masalah lingkungan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang diantaranya dengan melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu, pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai ekonomis, dan dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi. Beberapa upaya dalam pelestarian lingkungan hidup diataranya penanaman kembali hutan yang gundul, pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang tempat, pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan, menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air, udara dan lingkungan (Khaerusani, 2014).

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik merupakan segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik merupakan segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Pengertian lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanahairenergi suryamineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Environmentalisme, sebuah gerakan sosial dan lingkungan yang dimulai pada tahun 1960, fokus pada penempatan masalah lingkungan melalui advokasi, edukasi, dan aktivisme (Khaerusani, 2014).Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik faktor alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut. Faktor-faktor yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup secara mendalam diantaranya faktor alami dan faktor buatan. Faktor alami seperti bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya lingkungan diantaranya faktor buatan dan alami. Faktor buatan (tangan jahil manusia) manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan (Khaerusani, 2014).

Sumber:anisa-khaerusani.blogspot.com/2014/01/makalah-masalah-lingkungan.html

Konsep Ekologi Dalam Pengetahuan Lingkungan

Ekologi menurut bahasa Yunani merupakan oikos berarti rumah dan logos berarti ilmu. Ekologi menurut Ernst Haeckel (1866) yakni ilmu pengetahuan komprehensif tentang hubungan organisme terhadap lingkungan. Ekologi menurut Soedjiran Resosoedarmo (1984) adalah bagian dari biologi dan ekologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu lainnya. Secara garis besar ekologis merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik (Hardiartha, 2013).

     Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan cepat, apalagi saat dunia sangat peka dengan masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu peradaban dunia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasari dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan prinsip-prinsip ekologi dapat menerangkan dan memberikan ilham dalam mencari jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih layak (Hardiartha, 2013).

Tidak ada satu cabang ilmupun yang dapat mengabaikan ekologi. Sebagai contohnya adalah masalah globalisasi lingkungan, pastinya tidak akan pernah luput dengan yang namanya ekologi. Ekologi dibagi menjadi tiga kajian yaitu ekosfera, biosfer dan matahari. Ekosfera merupakan sistem alam yang sangat efektif dan mempunyai daya dukung tinggi untuk menjamin sistem kehidupan terselenggara secara langgeng. Fungsi dari ekosfera diantaranya memperlunak iklim, meresiklus bahan kimia yang diperlukan makhluk hidup, dan menimbun bahan buangan/ limbah (Hardiartha, 2013).

Ekosfera dibagi menjadi 3 jenis yaitu Atmosfera, Hydrosfera, dan Litosfera. Atmosfera merupakan lapisan udara yang terdiri dari campuran berbagai gas yang menyelimuti suatu planet baik planet bumi, merkurius, mars, jupiter, uranus, saturnus, venus, neptunus dan lain-lain. Atmosfera ada di sekeliling kita mulai dari permukaan tanah hingga jauh di angkasa sana. Salah satu fungsi Atmosfera Melindungi bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi karena terkena gaya gravitasi bumi. Hydrosfera merupakan pelapisan yang terbentuk air di muka bumi, lautan, air tanah, salju, dan es yang menutupi kulit bumi. wilayah perairan yang mengelilingi bumi. Hidrosfer meliputi samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air, hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Litosfera merupakan lapisan tanah dan batuan dari kerak bumi yang membentuk lapisan-lapisan pembentuk mantel di bawah kerak bumi dan magma (Hardiartha, 2013).

Biosfer merupakan bagian luar dari planet bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut,geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui mendukung kehidupan. Biosfer dianggap berlangsung selama sekitar 3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia bumi. dalah sumber energi bagi kehidupan. Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan seperti pemanfaatan secara langsung cahaya matahari oleh tumbuhan berklorofiluntuk berlangsungnya proses fotosintesis (Hardiartha, 2013).

Soedjiran Resosoedarmo (1984) berpendapat ekologi dapat dibagi menjadi dua menurut bidang kajiannya yakni  Autokelogi dan Sinekologi.  Autokelogi merupakan ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya. Sinekologi merupakan ilmu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya. Pembagian ekologi menurut habitat diantaranya Ekologi bahari atau Ekologi kelautan, Ekologi perairan tawar, Ekologi terestrial atau Ekologi  darat, Ekologiestuaria atau Ekologi  muara sungai, dan Ekologi padang rumput. Pembagian ekologi menurut taksonomi diantaranya Ekologi tumbuhan, Ekologi hewan, Ekologi serangga, Ekologi burung, dan Ekologi mikroba atau Ekologi  jasad renik (Nurlatifah, 2016)

Hubungan Ekologi dengan ilmu alam diantaranya ilmu fisika, ilmu kimia dan ilmu bumi dan antariksa. Ilmu fisika berperan karena dalam ekologi faktor fisik seperti sinar matahari, perubahan suhu, daya serap tanah, hujan, dan lain-lain terlibat. ilmu kimia berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti pendaman unsur-unsur C, N, CO2  dan sebagainya, merupakan bagian yang penting. ilmu bumi dan antariksa juga berperan karena ekologi berkaitan dengan berbagai proses yang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa siang malam, musim kemarau dan musim hujan, gravitas, endapan aluvial, vulkanik, erosi, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain (Nurlatifah, 2016).

Sumber:


9 April 2018

Laporan Penulisan Pemanfaatan Teknologi Dalam Melestarikan dan Mengelola Lingkungan dengan Keterbatasan SDA Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Berikut merupakan tugas penulisan dari mata kuliah pengetahuan lingkungan dengan judul 

"Laporan Penulisan Pemanfaatan Teknologi Dalam Melestarikan dan Mengelola Lingkungan dengan Keterbatasan SDA Dalam Pembangunan Berkelanjutan"

Tugas di-upload sebagai wadah dalam berbagi ilmu pengetahuan juga sebagai memenuhi tanggung jawab dalam tugas mata kuliah pengetahuan lingkungan (softskill). Penulis berharap penulisan ini akan berguna bagi para pembaca dalam mengetahui pemanfaatan teknologi dalam lingkungan. Bersamaa tugas ini, juga saya lampirkan dokumen dan saya posting di studentsite. Terima kasih kepada Ibu Tika selaku dosen sekaligus pembimbing dalam penyelesaian tugas ini.

Berikut link download via google drive dokumen tugas saya